Perjuangan mempertahankan NKRI

  • awal kemerdekaan RI

    Proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata belum menjadikan bangsa ini mempunyai keleluasan untuk melaksanakan pembangunan. Antara lain, Belanda masih ingin menjajah kembali Indonesia karena belum mengakui adanya Republik Indonesia
  • Perundingan Awal

    Inggris merasa perlu mempertemukan Indonesia dengan Belanda. Dengan tiu mereka mengadakan perundingan dipimpin oleh panglima AFNEI, Letnan Jendral Christison dan didahulukan dengan seorang penengah INgris, Archibald Clark Kerr dan Lord Killearn.
  • Perundingan

    Dari perundingan-perundingan sebelumnya, Jelas Belanda menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya mengakui kemerdekaan RI, atas pernyataan tersebut pemerintah RI menyampaikan usul balasan yang menyatakan RI harus diakui sebagai negara yang berdaulat penuh atas wilayah bekas HIndia Belanda dan Tentara Belanda segera ditarrik dari Indonesia
  • Perundingan Hooge Veluwe

    setelah perundingan diadakan beberapa kali, diadakanlah perundingan resmi dengan pemerintah Indonesia dan Belanda di Hooge Veluwe (kerajaan Belanda). Indonesia diwakili oleh Mr. Soewandi, dr. Soedarsono and Mr. Abdoel Karin Pringgodigdi, sementara Belanda: Dr. Van Mook, Prof. Van Arbeck, Dr. Van Royen, Prof. Logemann dan Soejo santoso. Namun perundingan ini gagal karena kedua pihak saling mempertahankan prinsip. Belanda hanya mengakui kekuasan Ri atas Jawa dan madura
  • Perundingan Linggajati

    Perundingan LIngajati dilaksanakn di LInggajati dengan hadrinya perwakilan Inggris sebagai pihak ketiga. delegasi Indonesia adalah Sutan syahir, delegasi Belanda adalah Schermerhorn dan delegasi Inggris adalah Lord Killearn. Inti dari perundinga tersebut adalah pengakuan Belanda bahwa kekuasaan RI meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Dan RI dan Belanda akan bekerjasama dalam membentuk nama Republik Indonesia serikat. Tetapi perundinga bisa dibilang gagal.
  • Perundingan LInggajati (Cont)-Agresi Militer

    Kedua belah pihak mempunyai hasil penafsiran yang berbeda-beda dan berbeda prespektif. Akibat dari perbedaan tersebut, Belanda mengambil langkah dan melakukan agresi militer yang pertama.
  • Agresi MIliter I

    Van Mook menyatakan Agresi Militer ini karena pemerintah Belanda tidak mau melakukan perundingan dengan Indonesia lagi. Dan pada malamnya, Pasukan Komando Belanda menyerbu Kantor-kantor dan gedung-gedung seperti Sentarl Listrik dan gedung lain yang dikuasai RI.
  • Agresi militer (penyerangan Wilayah-Wilayah)

    Pauskan Belanda menyerang Jawa Barat dan menguasai Karawang, Cikampek, Bogor, Cibadak, Sukabumi dan Subang. Belandapun menguasai Sumatera (Binjai, Medan) serta daerah-daerah ekonomis yang memiliki Ladang minyak (Jambi, Lahat, Plaju) dan penghasil batu bara (Padang, Palembang). pasukan RI kemudian bergerak ke daerah pedesaan yang jauh.
  • Reaksi PBB

    Agresi Militer ini terlihat di seluruh dunia. Wakil-wakil India dan australia PBB mengajukan usul untuk menghentikan masalah ini. Dan tepat pada hari ini, Dewan Keamanan PBB memerintahkan kedua pihak untuk menghentikan tembak menembak ini.
  • Pemberhentian Agresi MIliter I

    Indonesia dan Belanda mengumumkan bahwa aksi tembak-menembak ini telah diberhentikan dan agresi Militer ini resmi berakhir, meskipun ada genjatan senjata Belanda tetap berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaanya.
  • Perundingan Renville

    Perundingan ini dilaksanakn setelah terjadinya agresi Militer I. dilaksanakn sesuai seruan PBB. KTNpun ikut bertindak dengan adanya Richard kirby dari Australisa, Paul Van Zeeland dari Belgia dan Frank Graham dari Amerika Serikat. Perundingan ini memiliki tujuan untuk mrncari penyelesaian terhadap permasalahn RI-Belanda dan dilaksanakn di atas kapal Amerika Serikat. Inti dari perundingan tersebut adalah penghentiannya tembak-menembak antara kedua pihak dan Batas wilayah Kekuasaan Belanda.
  • Pengikraran perjanjian Renville

    Hasil perundingan Renville telah banyak merugikan Indonesia dan tidak membuat Belanda Puas. Mereka mengikrari perjanjiannya dan tidak mau terkait lagi dengan hasil perundingan renville. Belandapun mengajukan agresi Militer II
  • Penguasaan Yogyakarta

    Pejuang-pejuang RI terus berusaha melakukan perlawanan secara gerilya di luar kota atas pimpinan Jenderla Sudirman untuk mengehntikan agresi militer Belanda II. RI melakukan perjuangan diplomasi agar mendapat bantuan dari negara lain dan Amerika memberi simpati atas perjuangan Indonesia. Desakan-desakan dari dunia internasional terus datang dan bersimpati untuk Indonesia dan PBB ikut mendesak Belanda agar berhenti. Maka itupun Belanda mengakhiri agresinya atas Indonesia.
  • Agresi Militer II

    Tujuan agresi ini adalah untuk menduduuki/menguasai Yogyakarta. Belanda melakukan penyerbuan atas Yogyakarta dari udara, pasukan laut dan pasukan persenjataan. Yogyakarta tidak dapat mempertahankan kekuasaannya karena kerusakan yang sedang terjadi. Namun malangnya, pimpinan Bangsa :Soekarno, Mohammad Hatta, sutan syahrir berada di tangan Belanda dan diasingkan ke beberapa daerah agar tidak saling berkontak.
  • Sidang Kabinet

    sebelum ditangkap oleh Belanda, pemimpin-pemimpin negara ini telah melakukan sidang kabinet dan mengambill keputusan untuk memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia melalui Mr. Syarifuddin Prawinegara. JIka tidak berhasil maka Mr. A.A. Maramis (Menteri keuangan) beserta Dr. Sudarsono diberi kuasa untuk membentuk PDRI in India (karena sedang berada di India)
  • Perundingan Roem-Royen

    Indonesia dan Belanda terus mencari jalan diplomasi untuk memperbaiki perselisihan ini. dengan keterlibatan PBB, PBB membentu United Nations Commisions for Indonesia yang diketuai oleh Merle Cochran dari amerika serikat. Komisi ini terlihat bekerja mempersatukan 2 delegasi ini. Pihak Indonesia diwakili Muhammad roem dan Belanda diwakili Dr. Van Royen.
  • Roem-Rayen Statements

    Tercapailah persetujuan perdamaian antara Indonesia dengan belanda.
  • Konferensi Inter-Indonesia

    lanjutnya perundingan Roem-Royen, Presiden Soekarno, Mohammad Hatta beserta pimpinan-pimipinan nasional lainnya dibebaskan di bawah jaminan Sultan Hamengky Buwono IX. Untuk mempersiapkan diri dalam KMB, INdonesia melaksanakan KII untuk memtangkan hal-hal apa saja yang akan dibawa Indonesia dalam KMB.
  • KII pertama

    Konferensi pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta (dibawah pimpinan Mohammad Hatta), terbentuknya Republic Indonesia Serikat berdasarkan demokrasi dan federalisme. RIS akan dikepalai sseorang presiden dan dibantu oleh menter-menteri yang bertanggung jawab kepada dewan perwakilan rakyat.
  • KII kedua

    Konferensi kedua, diselenggarakan di Jakarta yang dipimpin oleh Sultan Hamid II (ketua BFO) diarahkan untuk menindaklanjuti KII pertama beserta kesepakatan delegasi RI terdiri dari MOh. Hatta, MOh. Roem, Prof. Soepomo, Soemardi, Ko. TB. Simatupang dan lain-lain. Dan delegasi BFO dibawah pimpinan Sultan Hamid II
  • Konferensi meja Bundar

    Dari hasil perundingan-perundingan pada tanggal 23 Agustus 1949, terbuatlah persetujuan dengan inti pengakuan RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Hasil-hasil KMB di ajukan kepada KNIP, dan pada tanggal 15 december 1949 diadakan pemilihan presiden RIS, Ir. Soekarno menjadi presiden RIS