1945-1947 Indonesia

  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan di didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat
  • Perundingan Indonesia Belnda

    Perundingan antara Indonesia dan Belanda. Dr. H. J van Mook mengatakan Indonesia akan dijadikan negara commonwealth dan masalah luar negri diurus oleh pemerintah Belanda
  • Usul balasan Indonesia

    Pemerintah RI menyampaikan usul balasan dari pernyataan yang dikatakan Dr. H. J van Mook. Usul balasan tersebut adalah pengakuan, penghentian aksi militer, penarikan tentara Belanda, Federasi Indonesia-Belanda dilaksanakan dalam masa tertentu
  • Perundingan Resmi

    Pada tanggal ini adalah pertama kalinya perundingan Indonesia dan pemerintah Kerajaan Belanda di Hooge Veluwe. Indonesia diwakilkan oleh Delegasi Indonesia dan Belanda diwakilkan oleh delegasi Belanda.
  • Perundingan resmi Indonesia Belanda

    Perundingan yang dilakukan di Hooge Veluwe tersebut berakhir di hari ini. Pada perundingan tersebut Indonesia meminta pengakuan kekuasaan RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Tetapi Belanda hanya mengakui kekuasaan RI atas Jawa dan Madura. Akibatnya perundingannya mengalami kegagalan
  • Perundingan Linggajati

    Perundingan tersebut diikuti oleh Indonesia,Belanda dan perwakilan dari Inggris sebagai pihak ketiga. Hasil dari perundingan tersebut adalah Phak RI dan Belanda bekerja sama membentuk RIS, Belanda mengakui wilayah RI secara de facto, RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan ketua Ratu Yuliana. Tetapi perundingan tersebut tidak menyelesaikan masalah.
  • Agresi Militer Belanda I

    Van Mook mengumumkan bahwa Belanda tidak ingin melakukan perundingan dengan Indonesia lagi. Akhirnya Belanda menyerbu gedung-gedung dan kantor-kantor yang dikuasai Republik Indonesia di Jakarta.
  • Penyerangan Belanda

    Belanda Menyerang Jawa Barat dan menguasai Karawang, Cikampek, Bogor, Cibadak, Sukabumi, Subang, dan Pamanukan. Di Sumatra Belanda menyerang wilayah-wilayah ekenomisnya. Begitu pula juga Madura yang telah diakui sebagai milik Indonesia secara de facto.
  • Perintah untuk berhenti

    Dewan Keamanan PBB memerintah kedua belah pihak mengehentikan aksi tembak menembak antar kedua belah pihak.
  • Akhir Agresi Militer Belanda I

    Indonesia dan Belanda mengumumkan kalau aksi tembak menembak telah diberhentikan dan akhirnya Agresi Militer Belanda I telah berakhir. Secara resmi masih ada genjatan senjata dan Belanda masih bersikeras untuk memperbesar wilayahnya.
  • Perundingan Renville

    Perundingan yang dilaksanakan sesuai dengan seruan PBB dengan Komisi Tiga Negara(KTN) bertindak sebaai penengehnya. RI meminta bantuan Australia dan Belanda Belgia. Negara ketiganya adalah Amerika Serikat. Hasil dari perundingan Renville tersebut sangat merugikan Indonesia. Pengakuan kedaulatan atas Jawa, Sumatra, dan Madura hilang. Peran TNI dalam pertahanan negara berkurang.
  • Penggantian perdana mentri

    Kedudukan Amir Syarifuddin sebagai perdana mentri digantikan oleh Mohammad Hatta dikarenakan masalah perundingan Renville.
  • Pidato Beel

    Beel mengatakan Belanda tidak terikat lagi dengan hasil perundingan Renville. Ia mengatakan hal tersebut dengan alasan Indonesia melanggar kesepakatan yang dibuat di perundingan Renville.
  • Agresi Militer II Dimulai

    Belanda menyerang kota Yogyakarta secara tiba-tiba. Belanda mengerahkan pasukan-pasukannya. Pada Agresi Militer II tersebut, pimpinan-pimpinan bangsa berada ditangan Belanda dan mereka dipisah ke berbagai tempat. Pejuang RI terus berusaha melakukan perlawanan secara gerilya di luar kota. Perjuangan diplomasi juga dilakukan oleh Indonesia dan akhirnya melibatkan AS. AS memberi simpati atas perjuangan Indonesia. Akhirnya Dewan Keamanan PBB mendesak dan akhirnya AM II Selesai.
  • Serangan Umum Satu Maret 1949

    Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah peristiwa yang cukup dramatis dalam usaha mempertahankan kedaulatan saat Yogyakarta ditangan Belanda. Serangna Umum 1 Maret 1949 ini dipimpin oleh Letkol Soeharto serta bantuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Akhirnya mereka telah berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 Jam.
  • Perundingan Roem-Royen

    Pada perundingan ini tidak ada kata sepakat dari Belanda maupun Indonesia. Indonesia mengingkan pemimpin-pemimpinnya dikembalikan. Belanda menuntut agar lebih dahulu dicapai persetujuan tentang pengehentian perang gerilya oleh RI.
  • Persetujuan Roem-Royen

    Akhirnya pada tanggal tersebut telah tercapai persetujuan yang kemudian dikenal dengan nama Roem-Royen Statements.
  • Kembalinya Pempimpin Bangsa

    Presiden Soekarna dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan pemimpin nasional lainnya telah dikembalikkan ke Yogyakarta setelah adanya persetujuan Roem-Royen. Kedatangan mereka dibawah jaminan Sulta Hamengku Buwono IX. Akhirnya mereka mempersiapkan diri untuk Kofrensi Meja Bundar dan melakukan Kofrensi Inter-Indonesia.
  • Konfrensi Inter-Indonesia Pertama

    Konfrensi Inter Indonesia berlangsung dua kali. Yang pertama dilaksanakan di Yogyakarta dan dimpimpin oleh Mohammad Hatta.
    KII pertama selesai pada tanggal 22 Juli 1949.
  • Konfrensi Inter-Indonesia Kedua

    Konfrensi Inter-Indonesia yang kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Juli dan berakhir pada tanggal 2 Agustus 1949. KII yang kedua dipimpin oleh Sultan Hamid II yang menjabat sebagai ketua BFO.
  • Konfrensi Meja Bundar (KMB)

    Konfrensi Meja Bundar diselenggarakan di Den Haag Belanda. Bisa dibilang Konfrensi Meja Bundar adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan yang diganggu oleh Belanda. Republik Indonesia di ketuai Mohammad Hatta, BFO diketuai Sultan Hamid II, Kerajaan Belanda diketuai J.H Van Maarseveen, dan UNCI diketuai Merle Cochran.
  • Persetujuan Konfrensi Meja Bundar

    Setelah perundingan yang berlangsung berlarut-larut akhirnya tercapai juga persetujuan Konfrensi Meja Bundar. Hasilnya adalah Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Konfrensi Meja Bundar tersebut berhasil dan akhirnya tidak ada lagi perlawanan-perlawanan.
  • Meratifikasi hasil-hasil KMB

    Hasil-hasil Konfrensi Meja Bundar kemudian diajukan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk diratifikasikan. Dari tanggal 6 sampai 14 Desember 1949 diadakan sidang untuk membahas hasil dari Konfrensi Meja Bundar tersebut.
  • Peimilhan Presiden RIS

    Diadakan pemilihan presiden RIS, dan hanya Ir. Soekarno yang menjadi calon presiden RIS. Keesokan harinya Ir. Soekarno di sahkan menjadi presiden RIS.
  • Pengakuan Kedaulatan RIS

    Ratu Yuliana menandatangani piagam pengakuan kedaulatan RIS di Amsterdam. Wali Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink menandatangani pengakuan kedaulatan di Istana Merdeka di Jakarta. Akhirnya kedaulatan Indonesia telah diakui secara sah sejak hari itu.